Senin, 05 Maret 2012

semua tentang sushi

Nggak bisa dipungkiri, sushi adalah salah satu jenis makanan yang sedang ngetrend saat ini. Sushi semakin mudah didapatkan, baik di resto-resto sushi yang bertebaran di mana-mana, gerai-gerai sushi di food court, sampai di supermarket sekalipun. Makan sushi telah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda saat ini, seperti makan hotdog atau hamburger dua puluh tahun yang lalu.
Bisa jadi yang terbayang olehmu saat mendengar kata “sushi” adalah ikan mentah yang amis dan anyep (Jawa: dingin). Memang benar, sushi seringkali terdiri dari ikan mentah, tapi nggak hanya sebatas itu. Mau tau lebih banyak?
Sejarah ribuan tahun
Kata sushi sendiri sebenarnya merujuk pada nasi yang dibumbui, yang menjadi bahan dasar “sushi” yang kita kenal. Ikan mentahnya sendiri, lebih tepat disebut sashimi. Tapi sekarang ini, secara umum sushi adalah potongan makanan yang terdiri dari ikan (biasanya mentah) di atas nasi yang diberi sedikit cuka dan bumbu lainnya. Seringkali juga dibubuhi nori alias lembaran rumput laut, yang awalnya berguna untuk memegang agar tangan nggak lengket.

Kalau kita mengatakan sushi berasal dari Jepang, ternyata hal itu nggak sepenuhnya benar. Hampir dua ribu tahun yang lalu, di daratan Cina orang sudah mengkonsumsi ikan mentah yang diawetkan dengan nasi. Yaitu dengan membiarkan ikan bersama nasi sampai nasi itu terfermentasi dan mengeluarkan zat yang dapat mengawetkan ikan. Ada pula yang mengatakan bahwa cara yang sama juga dikenal di Indocina.
Pada abad ketujuh cara ini mulai dikenal di Jepang, tetapi baru pada abad ketujuhbelas Matsumoto Yoshiichi mulai menjual ikan dengan nasi yang diberi cuka, sebagai cikal bakal sushi yang kita kenal sekarang. Saat ini sushi lebih menjadi makanan cepat saji atau kudapan.


Nggak hanya digulung

Bentuk penyajian sushi yang paling umum tentunya yang digulung (rolls), yang dalam bahasa Jepang disebut makizushi. Gulungan ini terdiri dari nasi sushi, nori, serta ikan dan/atau sayuran. Ada yang disebut hosomaki alias gulungan kecil dengan nori di sisi luar, di mana satu porsi biasanya berisi sekitar enam potong. Ada pula uramaki, gulunfan ukuran sedang dengan nori di dalam, yang biasanya terdiri dari enam atau delapan potong per porsinya. Sementara futomaki alias gulungan besar dengan nori di dalam ataupun di luar, satu porsi berisi sekitar empat potong.
Masih digulung, ada yang disebut handroll atau temakizushi. Sushi yang dibuat dari nori yang digulung berbentuk corong ini pun berisi nasi sushi dan ikan serta sayur-sayuran. Temaki biasanya dijual satuan, tapi juga relatif mudah dibuat sendiri karena nggak perlu mencetak dan menggulung nasi.

Sementara bentuk yang paling pertama dipopulerkan dan masih populer hingga sekarang adalah nigirizushi. Cara membuatnya adalah dengan membentuk segumpal nasi sushi sebesar ibu jari. Di atasnya diletakkan potongan ikan seperti tuna (maguro) atau salmon (shake), tapi bisa juga udang (ebi), belut (unagi), cumi, gurita atau telur dadar (tamago).
Masih bersaudara dengan nigiri, ada gunkan nigiri. Gunkan berarti kapal, dan sushi jenis ini dijuluki demikian karena bentuknya yang seperti kapal. Seperti nigiri, nasi juga dibentuk gumpalan, tetapi dibungkus sekelilingnya dengan nori. Biasanya gunkan berisikan telur ikan, misalnya telur salmon yang berwarna kemerahan dengan garis tengah 5 milimeter (ikura) atau tobiko (caviar).
Nigiri dan gunkan sushi biasanya dijual berpasangan.

Sebenarnya ada beberapa cara penyajian lainnya. Churashi-zushi (scattered) misalnya, sangat jauh berbeda dengan sushi yang selama ini kita kenal. Nasi sushi, ikan dan bahan-bahan lain disajikan dalam mangkuk. Atau oshizushi, di mana nasi dan ikan dicetak dalam kotak kayu persegi panjang, kemudian dipotong-potong. Sementara inarizushi adalah nasi sushi yang dimasukkan ke dalam aburage, tahu jepang yang digoreng dalam minyak yang banyak.


Sumber: http://www.jalankenangan.net/celoteh/?p=214

Tidak ada komentar:

Posting Komentar