Senin, 05 Maret 2012

Arti 17 Tahun (setelah itu mau ke mana?)

Ulang tahun ke 17, atau sweet seventeen istilah kerennya di kalangan remaja. Konon katanya (penulis tidak yakin akan hal ini) pada saat inilah seorang remaja beranjak menjadi dewasa dan mandiri. Maka untuk merayakan hal itu dibuatlah perayaan khusus untuk melepas sang anak. Menurut yang lain, saat itulah seseorang mengalami akil-balik, menurut tradisi orang barat. Ok, alasan itu memang masih dalam skala kewarasan, tapi permasalahannya adalah setelah itu mau ke mana?


Banyak pesta sweet seventeen dilaksanakan dengan sangat meriah terutama bila keadaan finansial memungkinkan; mengundang banyak teman, menggunakan tempat yang luas dan megah, mengundang bintang tamu kalau perlu, dan sebagainya. Bahkan ada pesta yang mampu menyaingi pesta pernikahan! Dalam pesta tersebut biasanya ada harapan dari orangtua. Harapan agar anaknya bisa sukses dalam hidup selanjutnya, banyak rejeki, dan mandiri. Yah harapan-harapan itu sangat wajar dilantunkan oleh orangtua. Sebuah hal yang bagus memang.


Namun ada hal yang aneh. Bukannya sweet seventeen adalah jenjang menuju kedewasaan? Kok yang terjadi biasanya adalah ajang pemanjaan bagi sang anak? Salah satu remaja mengadakan pesta sweet seventeen dengan mengundang hampir semua teman seangkatanya ke pesta yang bertempat di sebuah hotel berbintang dan sebagainya lagi. Aneh kan? Sementara ia harus sudah mandiri, ia masih menggunakan uang dari orangtuanya untuk pesta yang sebenarnya tidak perlu-perlu amat. Memang keadaan finansialnya mendukung, tapi tetap saja itu duit orangtuanya, bukan duitnya.

Masih pertanyaan lagi, setelah itu mau ke mana? Setelah bertujuhbelas tahun, mau ke mana dia? Masih numpang di rumah orang tua? Kuliah agar sukses? Langsung kerja? Yang terjadi kebanyakan di Indonesia adalah yang pertama. Setelah dia tujuh belas tahun, ia masih numpang tinggal di rumah orangtuanya. Masih mengandalkan uang jajan, makan, dan segala keperluan hidup yang lagi-lagi dari orangtuanya. Sweet seventeen menjadi kehilangan makna, kehilangan isi dan inti. Seakan pesta besar-besaran yang diselenggarakan hanya sebagai angin lalu tanpa ada tindak lanjut yang mengarah pada kedewasaan dan kemandirian. Kosong.

Mungkin juga ini sama dengan pesta wisuda. Apaka sang sarjana baru bisa mendapat pekerjaan? Bila setelah itu tidak mencari kerja dan menjadi pengangguran abadi ya, percuma saja wisuda itu. Setelah bergembira, toh akhirnya hanya pegang map dan berjalan kesana-kemari sambil mencari harapan untuk dapat bekerja, ironis bukan?
Yah, penulis sebenarnya belum bertujuhbelas tahun, jadi bila anda menganggap bahwa tulisan penulis kali ini non-sense tidak mengapa.

sumber : http://fanderlart.wordpress.com/2008/03/21/arti-17-tahun-setelah-itu-mau-ke-mana/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar